BBM Vs BLT

Sekarang ini sedang gencar-gencarnya diadakan demonstrasi untuk mendesak pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM. Padahal harga minyak dunia semakin naik. Hal ini membuat APBN negara membengkak. Pembengkakan ini diakibatkan tigginya tingkat subsidi BBM yang diberikan kepada masyarakat. walaupun harga BBM untuk industri dan masyarakat sudah dibedakan, namun tetap saja tidak menutupi pembengkakan tersebut.

Hal ini malah memicu tindak kecurangan di berbagai pihak. hal ini dapat kita lihat bahwa para sopir truck pengangkut BBM melakukan tindakakan kecurangan dengan mengambil/ menyedot minyak yang mereka bawa di beberapa pangkalan liar yang kemudian hasilya mereka jual ke pabrik-pabrik karena harga yang hampir 2 kali lipat. dalam sekali melakukan penyedotan ini para sopir tersebut dapat mengambil kurang lebih 90-200 liter. Coba kita bayangkan berapa juta bahkan milyar negara dirugikan engan tindakan seperti ini. Maka untuk mengatasi pembengkakan ini pemerintah akan mengambil tindakan untuk menanggulangi pembengkakan tesebut tersebut dengan menaikkan harga BBM, namun rencana ini mengalami berbagai penolakan dari masyarakat terutama mahasiswa.

Namun disi lain pemerintah melakukan tindakan lain untuk menangani maslah ini yaitu dengan mengadakan program BLT yang oleh pemerintah diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai modal atau tambahan modal usaha kecil-kecilan agar mereka menjadi lebih maju dan meningkat taraf perekonomiannya. tapi sangat disayangkan sekali hal itu sangatlah sulit untuk dilakukan karena sebagian besar rakyat yang menerima BLT menganggap bahwa BLT merupakan sebuah gaji yang digunakan untuk berbelanja atau shopping, sehingga uang BLT akan habis tanpa ada gunanya dan rakyat yang menerima BLT akan tetap miskin.

Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan berbagai tindakan penyuluhan pada masyarakat tentang apa sebenarnya tujuan dari BLT karena kalau tidak program ini tidak akan ada hasilnya dan kemiskinan akan menjadi maslah bagi pemerintah setiap generasinya.